Artikel
Lomba Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR)
24 Juli 2019 09:05:40
ADMIN DESA AIKMEL
963 Kali Dibaca
Berita Desa
NILAH BEBERAPA ISTILAH POLA ASUH ANAK YANG PERLU ANDA KETAHUI
- Parenting Otoritatif (Authoritative parentingatau propagative parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua mengatur batas, memberi pemahaman kepada anak-anak, dan tanggap terhadap kebutuhan emosional mereka.
- Orangtua dengan pola asuh anak otoritatif sangat hangat kepada anak-anak mereka, dan menekankan alasan diberlakukannya aturan.
- Anak-anak mungkin menjadi lebih mandiri, diterima secara sosial, sukses dalam akademis, dan berperilaku baik.
- Parenting Permisif (Permissive parentingatau Indulgent parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua dengan pola asuh anak permisif cenderung tanggap terhadap anak-anak mereka, namun longgar terhadap aturan dan disiplin.
- Orangtua sangat jarang memberi tuntutan dan harapan kepada anak.
- Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya ini cenderung tumbuh tanpa sikap disiplin.
- Parenting Acuh tak acuh (Uninvolved parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua sangat sedikit memberikan kehangatan kepada anak mereka, tidak terlibat dalam kehidupan anak (tidak menentukan batasan dan tidak menuntut), dan kurang tanggap terhadap kebutuhan anak.
- Orangtua dengan gaya pengasuhan ini tidak memantau aktivitas anak mereka.
- Anak-anak akan sering merasa takut, gelisah, dan stres karena tak ada dukungan dari orangtuanya.
- Parenting Sembrono (Neglectful parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua dengan pola asuh anak ini cenderung mengabaikan emosi dan opini anak-anak mereka.
- Rendahnya daya tanggap orangtua terhadap tuntutan anak.
- Anak-anak yang dibesarkan dengan cara ini kurang disiplin, tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, berkembang menjadi dewasa sebelum waktunya. dan sering mengalami pertengkaran dengan orangtua mereka.
- Parenting Otoritarian (Authoritarian parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua memberikan aturan yang ketat, hukuman keras, hanya memberikan sedikit pemahaman kepada anak, dan kurang ramah kepada anak-anaknya.
- Orangtua sering berkata, “Saat ibu/ayah seusiamu, ibu/ayah sudah bisa ….”.
- Mengakibatkan anak menjadi pendiam, kurang percaya diri, kurang terampil secara sosial, dan kurang berprestasi di sekolah.
- Parenting Kasih Sayang (Attachment parenting, Intuitive Parenting,atauNatural Parenting)
Ciri-cirinya:
- Keterikatan emosional dipupuk dengan baik oleh orangtua.
- Orangtua dengan pola asuh anak kasih sayang biasanya menghindari hukuman fisik dan mengajarkan disiplin melalui interaksi antara orangtua dan anak.
- Anak menjadi manja dan terlalu tergantung kepada orangtuanya.
- Parenting Positif (Positive parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua membimbing dan menasehati anak tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
- Orangtua mengajarkan cara positif dan menjelaskan bahwa setiap pilihan mempunyai konsekuensi tersendiri.
- Anak-anak belajar untuk mempertimbangkan pilihan yang ada dan lebih bertanggung jawab.
- Parenting Narsistik (Narcissistic parenting)
Ciri-cirinya:
- Anak diharuskan untuk mencapai semua impian dan cita-cita yang tidak dapat dicapai oleh orangtua.
- Orangtua yang narsis bisa sangat memuja anaknya secara berlebihan, atau merasa tersaingi oleh kehadiran anaknya.
- Anak-anak tidak mendapat keleluasaan untuk mengeksplorasi minat dan potensi mereka.
- Parenting Pendampingan (Nurturant parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua mengharapkan anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dengan pengawasan orangtua.
- Orangtua menerapkan batasan kepada anak dan mengharapkan orang lain akan mematuhinya juga.
- Anak cenderung merasa empati kepada orang lain, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain, serta lebih percaya diri.
- Parenting yang Berlebihan (OverparentingatauHelicopter parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua terlibat langsung dalam setiap aspek kehidupan anak dan menyelesaikan semua permasalahan anak.
- Orangtua melindungi anak secara berlebihan dan tidak membiarkan anak menghadapi kesulitan.
- Anak menjadi tidak mandiri dan tidak memahami kesalahan dan konsekuensi yang akan mereka hadapi.
- Parenting menyesuaikan dengan keadaan (Slow parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua untuk terlibat sesedikit mungkin dalam kehidupan anak dan memastikan bahwa ada cukup waktu untuk dihabiskan bersama keluarga.
- Orangtua membatasi anak untuk menggunakan peralatan elektronik dan menggantinya dengan mainan atau buku yang mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas anak.
- Anak-anak mengetahui batas dan kemampuan mereka
- Parenting yang Meracuni (Toxic parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua seringkali melakukan kekerasan.
- Orangtua mengabaikan kebutuhan anak, baik secara emosional maupun fisik.
- Anak tidak dapat mengenali diri sendiri dan rasa percaya dirinya berkurang.
- Parenting Lumba-lumba (Dolphin parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua menghindari perencanaan kegiatan yang berlebihan bagi anak-anak mereka, menahan diri untuk tidak terlalu overprotektif, dan memperhitungkan keinginan, cita-cita, dan tujuan anak.
- Orangtua dapat memperlakukan setiap anaknya secara berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian dari masing-masing anak.
- Anak-anak mempunyai keterampilan sosial, percaya diri, kreatif, mudah beradaptasi, dan termotivasi untuk mengembangkan dirinya.
- Parenting Ubur-ubur (Jellyfish parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua dengan pola asuh anak ubur-ubur menerapkan sedikit aturan dan memberikan sedikit harapan kepada anak.
- Orangtua seringkali mengalah untuk menghindari konfrontasi/perlawanan dari anak.
- Anak menjadi kurang pandai dalam bersosialisasi dan bidang akademis, serta cenderung melibatkan diri dalam perilaku yang berisiko saat remaja/dewasa.
- Parenting Hipnosis (Hypnoparenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua memberikan sugesti positif kepada anaknya berkaitan dengan perkembangan dan pendidikan anak.
- Orangtua memberikan bantuan dan dukungan kepada anak secara emosional.
- Anak-anak lebih terbuka dan berdiskusi dengan orangtua mengenai persoalan yang mereka hadapi.
Baca selengkapnya mengenai hypnoparenting di Apa itu HypnoParenting, yang Sering Menjadi Solusi untuk Anak “Bermasalah”?
- Parenting Berlebihan(Hyperparenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua memberikan kontrol berlebihan agar anak mencapai yang terbaik dalam segala hal.
- Orangtua tidak memperbolehkan anak untuk membuat keputusan sendiri.
- Anak menjadi kurang berkembang, mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, dan cepat merasa stres.
Baca selengkapnya di Apa itu Hyperparenting dan Bagaimana Menghindarinya?
- Parenting ala Macan (Tiger parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua mengharuskan anak mereka untuk mencapai kesuksesan dalam segala bidang, khususnya akademis.
- Orangtua memberlakukan kedisiplinan ketat dan keras, mengontrol secara psikologis, dan memiliki harapan tinggi kepada anak mereka.
- Anak menjadi mudah cemas, depresi, dan kurang percaya diri.
- Parenting ala Gajah (Elephant parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua tanggap terhadap kebutuhan anak dan melindungi anak agar tidak mengalami kesulitan dan persoalan.
- Orangtua memberikan kasih sayang dan mendukung anak secara emosional.
- Anak-anak menjadi kurang memahami batasan dan aturan.
- Parenting Mercu Suar (Lighthouse parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua membiarkan anak mereka untuk merasakan dan mengalami kegagalan dan berbagai konsekuensi yang menyertainya.
- Orangtua memberikan nasehat, dukungan, dan dorongan agar anak mereka dapat belajar mengatasi masalah mereka sendiri.
- Anak dapat menjadi menjadi individu tangguh dan cakap.
- Parenting Holistik (Spiritual parenting/Holistic parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua dengan pola asuh anak holistik memberikan contoh yang baik kepada anak melalui perilaku orangtua itu sendiri.
- Orangtua menghargai perbedaan kepribadian anak dan memberikan keleluasaan kepada anak untuk mengembangkan keyakinan mereka sesuai kepribadian dan potensi masing-masing.
- Anak-anak lebih memiliki kesadaran batin dan menghargai lingkungan sekitarnya.
- Parenting Tanpa Syarat (Unconditional ParentingatauConscious Parenting)
Ciri-cirinya:
- Orangtua menerima dan mendukung anak secara positif.
- Orangtua memberikan pujian atas perilaku anak yang baik.
- Anak belajar memahami bahwa perilaku yang baik itu adalah perilaku yang diterima dan diperhatikan.